Gifted vs Talented, di mana Rara?


Ini adalah serial tulisan saya yang ke-empat tentang sosok Rara. Saya menulis Rara tidak serta merta mengedepankan sentimen emosional tertentu baik karena dia tetangga saya, atau se-daerah dengan saya, ataupun satu alumni SMA dengan saya apalagi sentimen lainnya.

Kalaupun ada pihak berprasangka subjektif memang benar adanya namun secara objektif saya juga mengajak kita semua untuk mengkaji dalam perspektif pengenalan dini terhadap anak anak yang diberi kelebihan oleh Yang Maha Kuasa. Psikologi kontemporer membagi manusia kepada 3 golongan yang diberi kelebihan yakni gifted, talented dan bright (genius).

Ketiga golongan ini dilihat dari berbagai aspek untuk membagi karakteristiknya. Sosok bright/genius selalu dikaitkan dengan persepsi intelegensia yang di atas rata rata. Sementara dua sosok lainnya dikaitkan dengan persepsi kinerja untuk gifted dan persepsi performance untuk talented.

Sosok Rara dengan berbagai bakat yang dimilikinya mulai dari juara monolog tingkat nasional, juara qoriah Alquran, juara teater, pandai menyanyi, piawai dalam bermain alat musik dan masih banyak bakat lainnya yang dibuktikan dengan berbagai perolehan trophy juara selama ini seakan menyiratkan bahwa Rara adalah anak yang talented.

Namun penting untuk kita pertimbangkan bahwa Rara mendapatkan semua bakat itu dari Allah sehingga tidak salah kalau dia dimasukkan ke dalam golongan gifted. Terminologi gifted lebih banyak digunakan dalam literature Amerika untuk menjelaskan sosok pribadi yang mempunyai kelebihan di mana sosok ini juga kategori berbakat dengan pencirian kinerja yang baik bukan hanya penampilan yang baik seperti halnya sosok talented. Gifted pada umumnya diberi kecerdasan yang cepat untuk belajar sesuatu dalam tempo yang singkat. Ciri lainnya adalah dapat menguasai berbagai bidang pada saat bersamaan dengan hasil yang memuaskan.

Sementara sosok talented biasanya unggul di satu bidang saja dengan performance yang baik. Kadang diperlukan episode latihan berulang dalam durasi yang cukup signifikan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Sayangnya, bahasa kadang tidak konsisten. Contohnya ketika kita merujuk kepada seseorang dengan berbagai bakat maka disebut multi talented, bukan multi gifted. Mengapa demikian? Selain karena faktor inkonsistensi bahasa, gifted sendiri lebih sakral karena diasosiasikan dengan pemberian spesial dari sang khalik kepada hamba-Nya yang terpilih seperti sosok Rara sebagaimana kata _gift_ itu sendiri yang berarti hadiah/kado/pemberian. Dilain pihak pribadi bright atau genius harus diidentifikasi dengan pencapaian skor IQ tertentu yang disyaratkan, biasanya angka minimal 130.

Sekali lagi tulisan ini tidak bermaksud untuk mengkultuskan sosok Rara, namun lebih kepada sebagai pencerahan kepada kita semua yang telah atau nanti memiliki anak cucu untuk mengenali kelebihan yang dimilikinya. Terlepas dari apakah Rara sosok gifted atau talented ditinjau secara psikologis-akademis, saya secara pribadi menilainya lebih kepada gifted karena ada nuansa Illahi atau campur tangan Allah dibalik kelebihan yang dimilikinya, bukan karena single factor umpamanya karena dia rajin berlatih.

Alangkah sayangnya kalau sosok seperti Rara tidak didukung all out oleh masyarakat sumsel yang diwakilinya. Sekali lagi kita harus menjadikan Rara juara karena memang pantas untuk meraih posisi itu dengan berbagai bakat yang dimilikinya. Hanya saja ada PR yang harus dikerjakan oleh Rara yakni mengedepankan bakat mana yang harus dijadikan prioritas utama jangan sampai gebyah uyah atau aji mumpung sehingga semua dilalap habis dalam satu waktu.

Menjadi sosok yang serba bisa memang menguntungkan namun harus juga memperhitungkan waktu yang tepat untuk terjun ke bidang lain. Ingat seorang Whitney Houston selama karirnya hanya main film satu kali dengan acting yang luar biasa dan diakui. Dia lebih memilih karirnya sebagai penyanyi kelas dunia walaupun tidak satu atau dua kali tawaran akting singgah ke meja manajernya.

Penulis oleh Akhmad Muftizar Zawawi, S.IP, M.ED (LM),Ph.D (Alumni SMANSA ’95)
dan Wiryadi, S.Pd., M.Si. (Ketua Angkatan ’95 + Wakil Ketua Alumni SMAN 1 Prabumulih dan Ketua Angkatan92 Alumni SMPN 2 Prabumulih)

2 pemikiran pada “Gifted vs Talented, di mana Rara?

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.